BAYAR TOL PAKAI KARTU ELEKTRONIK TERKAIT HUTANG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KE CINA.

DATA INFORMASI KLARIFIKASI
JENIS KLARIFIKASI
EKONOMI - EKONOMI
LOKASI INFORMASI
NASIONAL - NASIONAL
JENIS INFORMASI
HOAKS - MISLEADING CONTENT
KANAL ADUAN
WHATSAPP
BUKTI ADUAN
GAMBAR
PETUGAS CEK FAKTA
Tommy Sutami
DILIHAT
377 KALI

Selasa, 08 Januari 2019

[DISINFORMASI]
Berdasarkan aduan masyarakat yang masuk melalui admin WA, beredar kabar sebuah video dan narasi "Baru mengerti kenapa  bayar tol harus pakai kartu elektronik...rupanya terkait  hutang  pembangunan infrastruktur ke cina".
.
.
[PENJELASAN]
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Pungky Purnomo Wibowo menyatakan, alasan utamanya adalah untuk mengurangi kemacetan. Pasalnya, dengan pembayaran tunai selama ini, antrian di gerbang tol kerap terjadi.
"Sudah pasti atasi kemacetan, bayangkan di tol kita harus antre karena membayar tunai. Berapa habis ongkos ekonomi seperti BBM bagi masyarakat?" kata Pungky (sumber: Kompas.com). Terkait biaya isi ulang saldo (top up), Pungky mengatakan hal ini diatur semata-mata guna menjaga agar bank tidak seenaknya dalam membebankan kepada nasabahnya. Selain itu, bank juga bisa bersaing dengan lebih sehat. "Antara Rp 0 sampai Rp 750 per transaksi untuk transaksi isi ulang di atas Rp 200.000. Jadi, bank bisa bersaing secara sehat dan tidak ada monopoli," imbuh Pungky. (Sumber Kompas)
Penggunaan Uang Elektronik untuk pembayaran tol Sebenarnya hal ini bukan baru, di beberapa negara sudah juga menerapkan hal serupa. Berdasarkan pengalaman detikOto saat nyetir di beberapa negara hal itu sudah lama dilakukan. 
Di negara tetangga Malaysia misalnya juga sudah menggunakan uang elektronik saat membayar tol. Namun tidak semua, masih ada beberapa gardu tol yang bisa dilewati dengan membayarkan uang tunai. Malaysia rencananya akan memasang sistem RFID di plat nomor yang nantinya terintegrasi dengan sistem pembayaran tol. Sumber (detik).
.
.
[Sumber Klarifikasi]
https://bit.ly/2LS3MsK
https://bit.ly/2SKtSRm
https://bit.ly/2sbjsOR